#hestek.id
  • #Home
  • #Spotlight
  • #Regional
    • #BANYUMAS
    • #PURBALINGGA
    • #CILACAP
    • #BANJARNEGARA
    • #KEBUMEN
    • #KABARJATENG
  • #PesantrenVirtual
  • #Bisnis
  • #Humaniora
  • #Hype
  • #Politik
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
#hestek.id
  • #Home
  • #Spotlight
  • #Regional
    • #BANYUMAS
    • #PURBALINGGA
    • #CILACAP
    • #BANJARNEGARA
    • #KEBUMEN
    • #KABARJATENG
  • #PesantrenVirtual
  • #Bisnis
  • #Humaniora
  • #Hype
  • #Politik
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
#hestek.id

Miris! Perajin Tahu dan Tempe di Kebumen, Sangat Bergantung Kedelai Impor

Ilustrasi seorang perajin tahu sedang memotong hasil produksinya sebelum dipasarkan. Hestek/Dedy

DedyDedy
Kamis, 7 Jan 2021
#Kebumen

Ilustrasi seorang perajin tahu sedang memotong hasil produksinya sebelum dipasarkan. Hestek/Dedy

ShareTweetKirimShareKirim

KEBUMEN, hestek.id-Karena bisa diolah menjadi berbagai macam sajian, tahu jadi makanan yang punya banyak penggemar. Tetapi siapa sangka, bahan baku pokok produksinya masih mengandalkan kedelai impor dari Amerika.

Di sentra pembuatan tahu di Kelurahan Bumirejo RT 03/01, Kecamatan Kebumen contohnya, mayoritas pelaku usaha pembuatan masih mengandalkan kedelai impor untuk mencukupi permintaan pasar.

“Di sini ada 9 juragan, semua pakai kedelai dari Amerika,” kata Salamah, pengusaha tahu yang ditemui hestek.id, Kamis (7/1/2020).

Baca Juga

Pencari Rumput Temukan Mayat, Warga Sidomulyo Gegeran

Sekolah Tatap Muka di Kebumen Baru Akan Dimulai Pas Bulan Puasa, Ini Alasannya

Ia mengakui, usaha yang dirintisnya sejak tahun 1980 itu masih bertahan karena pasokan kedelai impor. Kata dia, kedelai lokal kurang bagus untuk dibikin tahu.

“Kedelai lokal tidak bagus, bahkan dicampur pun hasilnya juga jelek. Kedelai luar itu, bijinya besar-besar dan hasilnya juga bagus,” ujarnya.

Di lain tempat, pelaku usaha tempe di Desa Bandung, Kecamatan Kebumen, mengungkapkan hal serupa. Mufid Basori, pengusaha tempe di sana juga mengandalkan kedelai impor. Setiap hari, sedikitnya 1 kuintal kedelai di olahnya menjadi tempe.

“Kedelai lokal dari petani, kurang mekar kalau dibuat tempe,” katanya.

Mufid berharap, petani kedelai lokal bisa meningkatkan kualitas dan volume hasil panen untuk memenuhi kebubutuhan pasar. Karena harga kedelai impor, melambung tinggi sejak Desember lalu.

“Sebetulnya sangat disayangkan, kedelai saja harus impor. Tapi mau bagaimana lagi,” ujarnya. (Hafied)

Tags: kebumen
ShareTweetKirimShareKirim

BERITA TERBARU

SURO Gelar Kampung Ramadan Untuk Bangkitkan UMKM Rawalo

Puluhan CPNS RS Margono Soekarjo Ikuti Sosialisasi Aturan Kepegawaian

Keliling Gunakan Motor, TNI-Polri dan Pegiat UMKM Banyumas Bagikan Ratusan Sembako

Di Purwokerto Ada Gudang Sembako yang Simpan Makanan Kedaluarsa

Pencari Rumput Temukan Mayat, Warga Sidomulyo Gegeran

Ganjar Lepas Ekspor 584 Ton Produk Perikanan Kelautan, Rajungan Jadi Primadona di Amerika

Tentang Kami / Pedoman Media Siber / Privacy Policy / Redaksi

Tentang Kami / Pedoman Media Siber

Privacy Policy / Redaksi

© 2021 hestek.id

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • #Home
  • #Spotlight
  • #Regional
    • #BANYUMAS
    • #PURBALINGGA
    • #CILACAP
    • #BANJARNEGARA
    • #KEBUMEN
    • #KABARJATENG
  • #PesantrenVirtual
  • #Bisnis
  • #Humaniora
  • #Hype
  • #Politik