#hestek.id
  • #Home
  • #Spotlight
  • #Regional
    • #BANYUMAS
    • #PURBALINGGA
    • #CILACAP
    • #BANJARNEGARA
    • #KEBUMEN
    • #KABARJATENG
  • #PesantrenVirtual
  • #Bisnis
  • #Humaniora
  • #Hype
  • #Politik
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
#hestek.id
  • #Home
  • #Spotlight
  • #Regional
    • #BANYUMAS
    • #PURBALINGGA
    • #CILACAP
    • #BANJARNEGARA
    • #KEBUMEN
    • #KABARJATENG
  • #PesantrenVirtual
  • #Bisnis
  • #Humaniora
  • #Hype
  • #Politik
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
#hestek.id

Setahun Pandemi, Limbah Medis di Purbalingga Tembus 79 Ton

Ilustrasi Vaksin Covid-19

Gilang GrahitaGilang Grahita
Kamis, 18 Mar 2021
#Purbalingga

Ilustrasi Vaksin Covid-19

ShareTweetKirimShareKirim

PURBALINGGA, hestek.id – Setahun pandemi Covid-19, volume limbah medis di Purbalingga mengalami kenaikan. Pada tahun 2020 kemarin, limbah medis khusus Covid-19 menyumbang 21 persen dari total limbah medis dari fasilitas kesehatan di Purbalingga.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Priyo Satmoko menjelaskan, kenaikan jumlah limbah medis tidak bisa terelakkan, mengingat peningkatan operasional faskes dalam menangani covid-19.

“Dari total 79,84 ton limbah medis pada tahun 2020, limbah medis khusus Covid-19 mencapai 17,14 ton atau sekitar 21 persen. Operasional meningkat seiring dengan intensitas penanganan Covid-19,” katanya kepada hestek, Kamis (18/3/2021).

Baca Juga

Setelah Buron Dua Minggu, Lima Tahanan yang Kabur di Purbalingga Kembali Tercokok

Puasa di Rumah Dapat Hadiah, Buruan Daftar Pesantren Virtual Banyumas!

Penyumbang terbanyak limbah medis merupakan Alat Perlindungan Diri (APD). Limbah tersebut, kata Priyo, dikelolakan menggunakan jasa pihak ketiga, PT ARAH.

“Kebanyakan limbah medisnya berupa APD yang digunakan oleh tenaga kesehatan seperti masker, sarung tangan, dan hazmat,” kata dia.

Priyo menambahkan, hampir semua faskes memakai jasa pihak ketiga karena belum tersedia fasilitas pengolahan yang memadahi di Purbalingga. Terlebih operasional fasilitas pengolahan limbah medis juga membutuhkan biaya yang besar.

“Mayoritas memakai jasa dari PT Arah yang ada di Solo. Pengelolaan limbah medis ini kan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terakhir ini ada Siaga Medika kalau tidak salah kemarin mengajukan izin penggunaan fasilitas Incinerator atau alat pelebur ke kementrian Lingkungan Hidup,” katanya.

Priyo mengatakan, pihak DLH hanyalah sebagai regulator dan pengawas saja sehingga untuk prosedur penanganan limbah medis khususnya untuk limbah Covid-19 sudah diserahkan kepada masing-masing faskes.

“Untuk teknis prosedurnya itu ada di masing-masing faskes, kalau kami hanya sekedar melakukan pengawasan saja,” pungkasnya. (Gilang Grahita)

Tags: covid-19limbah medispurbalingga
ShareTweetKirimShareKirim

BERITA TERBARU

Kapolresta: Jangan Impor Covid ke Banyumas!

Pemkab Banyumas Gandeng Dua Kejari Urusi Permasalahan Hukum

Hingga Agustus, Denda PBB di Banyumas Dihapus

Gegeran Bansos Lebih Mengarah ke Pungli, Bukan Korupsi

SURO Gelar Kampung Ramadan Untuk Bangkitkan UMKM Rawalo

Puluhan CPNS RS Margono Soekarjo Ikuti Sosialisasi Aturan Kepegawaian

Tentang Kami / Pedoman Media Siber / Privacy Policy / Redaksi

Tentang Kami / Pedoman Media Siber

Privacy Policy / Redaksi

© 2021 hestek.id

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • #Home
  • #Spotlight
  • #Regional
    • #BANYUMAS
    • #PURBALINGGA
    • #CILACAP
    • #BANJARNEGARA
    • #KEBUMEN
    • #KABARJATENG
  • #PesantrenVirtual
  • #Bisnis
  • #Humaniora
  • #Hype
  • #Politik